Kutainews.com, Bontang – KPU Kota Bontang, terpaksa menunda pelaksanaan debat kandidat Wali Kota Bontang pada Pilkada 2020.
Kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian tahapan Pilkada Serentak itu, sedianya dijadwalkan berlangsung pada Sabtu 31 Oktober lalu. Namun, belum juga terlaksana debat calon walikota bontang tiba-tiba menjadi viral di berbagai media online maupun media sosial.
Hal itu juga, yang melatari penundaan oleh KPU Kota Bontang. Musababnya, moderator yang ditunjuk dalam debat yaitu Nirmalasari diragukan independensinya oleh salah satu pihak calon karena pernah maju dalam pemilihan legislatif pada awal 2019 lalu.
Untuk diketahui, Nirmala sebelumnya pernah bekerja pada dua media televisi nasional yakni MNC Media dan Kompas tv. Selain itu, wanita berambut panjang itu juga aktif dalam organisasi profesi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kaltim.
Selain karena riwayat keikutsertaan pada Pemilihan Legislatif 2019, Nirmala disebut masih tercatat sebagai pengurus aktif pada Partai Politik yang mengusungnya. Hal ini, dikhawatirkan akan membuat Nirmala tak bisa berdiri sebagai moderator yang adil. Mengingat partai di mana ia bergabung, juga menjadi pengusung salah satu pasangan calon.
Terkait hal ini, Nirmala mengkonfirmasi beberapa hal dan menampik sebagiannya. Ia membenarkan bahwa ia pernah menjadi calon legislatif dan terlibat dalam kepengurusan partai. Namun ia mengatakan sudah lama tak aktif dalam partai yang pernah mengusungnya tersebut.
“Ketika netralitas saya dalam debat dipertanyakan, bagi saya itu tidak berdasar. Karena saya bukan anggota partai politik apalagi tim sukses salah satu paslon,” kata Nirmala dalam keterangan tertulis yang diakses Kutainews Minggu (01/11/2020).
Ia juga menyesalkan adanya beberapa pemberitaan di media daring Kota Bontang, yang menurut Nirmala mengabaikan prinsip etika jurnalistik.
“Saya tidak pernah diwawancarai terkait artikel tersebut, mereka pun tidak tahu jika saya sudah lama mundur dalam aktifitas kepartaian. Sehingga informasi tidak lengkap dan menjadi polemik, itulah mengapa sangat pentingnya seorang jurnalis perlu memahami dan mematuhi etika jurnalistik dalam pemberitaan apalagi ini berkaitan isu politik yang sensitif” ungkap Nirmala.[]
Editor : Tim Redaksi Kutai News
Berikut video klarifikasi Nirmala Sari
Diskusi Terkait Berita Ini