Kutainews.com, Samarinda – Metode pembelajaran jarak jauh melalui sistem dalam jaringan (daring) atau online harus diakui memang tak bisa maksimal. Materi-materi pembelajaran yang diberi justru membuat anak hanya sekadar menggugurkan kewajiban.
Kepala dinas pendidikan (Kadisdik) Samarinda Asli Nuryadin mengungkapkan tidak semua guru bisa mengawasi secara penuh dengan metode pembelajaran saat ini. Tak sedikit dirinya mendapat laporan bahwa ada tugas yang diberikan dikerjakan oleh orang tua siswa. Padahal, dalam penerapan pembelajaran jarak jauh, orangtua bersifat hanya mendampingi.
“Kondisinya malah sebaliknya mau tidak mau, guru harus ekstra mengawasi. Memang saya juga dengar tugas yang diberikan banyak dikerjakan orangtua siswa. Kerjakan saja semampunya, karena memang kondisi wabah seperti saat ini yang membuat semua jadi tidak maksimal. Termasuk pola perkembangan karakter dan pembelajaran anak,” jelas Asli pada kutainews.com (11/6/2020).
Masalah lain yang harus dihadapi Disdik Samarinda terkait metode pembelajaran yang diberikan guru ialah kebosanan peserta didik yang sudah berbulan-bulan belajar dirumah saja. Jikalau tak ada inovasi, bisa dikatakan kondisi pembelajaran jarak jauh diprediksi bakal berlangsung hingga akhir 2020 ini, menghambat perkembangan karakter serta kreativitas anak.
“Kami pun sedang mencari solusi agar psikologi anak tidak ikut terganggu. Karena kebosanan itu, akhirnya anak jadi agak uring-uringan,” tandasnya.
Editor : Tim Redaksi Kutainews
Diskusi Terkait Berita Ini